“HOPE” Application as a Support System for Child Abuse Victims and Survivors

Pemerintah Indonesia berupaya untuk mencapai target dari Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tahun 2030, salah satunya berkaitan dengan pembangunan anak Indonesia. Target yang ingin dicapai diantaranya menciptakan lingkungan yang ramah terhadap anak. Meskipun demikian, perlindungan anak terhadap tindak kekerasan di Indonesia masih belum optimal. Pada dasarnya, kekerasan anak di Indonesia kian meningkat dari tahun 2020 hingga 2021, dengan jumlah secara berturut-turut sebesar 20.501 dan 25.210. Lebih lanjut, per 26 Juli 2022, sudah tercatat sebanyak 13.168 kasus kekerasan anak yang terjadi di Indonesia dan 56.5% dari kasus tersebut merupakan kejadian kekerasan terhadap anak. Segala tindakan kekerasan yang dilakukan kepada anak perlu untuk ditangani atau dicegah sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 yang membahas terkait dengan perlindungan anak. Anak harus mendapatkan perlindungan dan dipenuhi haknya untuk tumbuh dan berkembang secara normal, dan anak harus diberi kesempatan untuk mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan secara optimal. Meskipun demikian, terdapat hambatan yang harus dihadapi dalam rangka mengatasi tindakan kekerasan terhadap anak di Indonesia, yaitu masih sering ditemui adanya kejadian di mana para korban kekerasan anak yang enggan untuk melakukan pelaporan. Para ahli menyatakan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya korban merasa malu, bersalah, takut, dan tidak tahu harus melaporkan ke mana.

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Statistika Universitas Airlangga, Antonio Nikolas Bonar Manuel Simamora, Rudy Hardiyanto, Mokhamad In’am Hikami, Chaerobby Fakhri Fauzaan Purwoko, dan Marcel Laverda Subiyanto merancang sebuah konsep aplikasi bernama “HOPE”. Aplikasi “HOPE” merupakan aplikasi pertolongan cepat dan darurat bagi korban kekerasan terhadap anak. Aplikasi ini hadir dalam rangka memfasilitasi korban kekerasan anak dalam melakukan pelaporan tanpa adanya tekanan dari pihak tertentu. Di samping itu, aplikasi “HOPE” juga mengimplementasikan metode Statistika dalam melakukan pemetaan wilayah di Indonesia berdasarkan tingkat keamanan terhadap kasus kekerasan anak. Terdapat beberapa fitur dalam aplikasi “HOPE”, yakni:

  1. Help : Fitur untuk mencari bantuan terdekat berdasarkan lokasi terkini korban kekerasan
  2. Prevention of Child Violence : Fitur berisi konten edukasi mengenai pencegahan kekerasan pada anak
  3. Online Rehabilitation : Para penyintas kekerasan anak dapat melakukan rehabilitasi secara online dengan psikolog dan psikiater yang sesuai dengan kebutuhan penyintas
  4. Case Reporting : Fitur pelaporan kejadian kekerasan pada anak yang terintegrasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan instansi terkait lainnya
  5. Areas of Child Violence Cases : Para pengguna aplikasi dapat melihat visualisasi dari pemetaan wilayah di Indonesia berdasarkan tingkat keamanan terhadap kejadian kekerasan anak yang dibentuk dengan menggunakan analisis cluster
  6. Online Speak Up : Para penyintas kekerasan anak dapat saling berbagi cerita mengenai kejadian kekerasan yang dialami secara anonim dan dapat menguatkan satu sama lain 

 

Berdasarkan hasil survei singkat terhadap 100 responden, 83% dari responden merasa konsep aplikasi “HOPE” sangat menarik. Lebih lanjut, 76% dari responden menyatakan bahwa aplikasi “HOPE” dapat membantu mengurangi kasus kekerasan anak di Indonesia, dan 92% merasa konsep aplikasi ini memberikan kemudahan dalam melakukan pelaporan kasus kekerasan anak di Indonesia. Konsep aplikasi “HOPE” diikutsertakan dalam kompetisi Negeri Sembilan International Exposition 2022 (NSIEx 2022) yang diadakan oleh Universiti Teknologi MARA Cawangan Negeri Sembilan, Malaysia dengan tema Nurturing Creativity Through Research, Technology & Social Innovation. Kompetisi NSIEx terdiri dari dua tahap, yaitu pengiriman abstrak dan pembuatan video presentasi inovasi aplikasi selama 5 menit. Dengan penuh semangat mengintegrasikan kreativitas di bidang teknologi dan sosial, kami berhasil memperoleh medali Silver. Dengan demikian, aplikasi “HOPE” diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga mampu menjawab permasalahan mengenai kasus kekerasan anak di Indonesia

Konsep Aplikasi HOPE

Awarding